August 27, 2011

Love?

I just a read this post from jum'an.multiply.com. It's definitely such a 'wow' story..

VICTORIA and ABDUL STORY
"Ini bukan tentang penyanyi Victoria Justice atau juri American Idol Paula Abdul. Ini lain zaman dan lain urusan. Ini adalah kisah nyata Queen Victoria; Ratu Inggris yang dinobatkan pada usia 18 tahun dan bertahta selama 64 tahun sampai wafatnya pada 1901. Ia juga bergelar Empress of India. Abdul adalah Moh. Abdul Karim, pria muslim jangkung dan tampan kelahiran Agra, India yang tidak lain adalah pelayan Sri Ratu. Ia didatangkan pada ulang tahun tahta ke 50 (Golden Jubilee) Ratu Victoria pada 1887 yang dirayakan besar-besaran di Istana Buckingham dihadiri oleh 50 Raja dan Pangeran dari Eropah serta utusan negara-negara jajahannya. Abdul Karim awalnya ditugaskan untuk melayani makan malam seorang tamu princess dari India dan sekaligus sebagai bukti status kekaisaran Ratu Victoria atas anak benua India. Saat itu Karim berusia 24 tahun dan Ratu Victoria adalah janda dengan 9 anak berumur 65 tahun lebih. Ternyata Ratu jatuh hati kepada pemuda elegan ini. (Sebenarnya Karim sudah punya istri di India). Karimlah yang memperkenalkan masakan kari kepada Sri Ratu, yang kemudian setiap hari selama 15 tahun kari diharuskan ada pada menu makan siang di istana Windsor. Makin lama Ratu makin terpesona oleh pelayan Indianya itu dan terbukti mereka saling mencintai sampai akhir hayat mereka. Suatu saat Ratu Victoria berkata kepada Louise menantunya: “Saya sangat suka kepadanya. Dia begitu baik, lembut dan penuh pengertian…banar-benar pelipur lara bagi saya” Surat-suratnya kepada Karim selalu diakhiri dengan “Ibumu tersayang, sahabat terdekat, Victoria R.I.” bahkan kadang-kadang ditandai dengan cap bibir, yang jarang diklakukan orang dizaman itu.

Karim diminta mengajarinya bahasa Urdu dan diberinya gelar Al- Munshi atau guru. Hubungan guru-murid semakin merasuk sehingga kedekatan keduanya menimbulkan kecemburuan dikalangan istana. Dari pelayan dimeja makan naik menjadi kepala rumah tangga istana, lalu Commmander of the Royal Victorian Order (CVO) dan Indian Sectretary to Queen Victoria. Bila ia sakit, Victoria selalu menjenguknya bahkan ia yang merapihkan bantalnya, dan bila ia cuti ke India, setiap hari Ratu Victoria menulis surat kepadanya. Keluarga kerajaan semakin geram ketika keduanya menginap sendirian di istana musim panas di Blamoral, Scotlandia. Bila diingat bahwa Abdul 43 tahun lebih muda, tentulah cinta Victoria itu cinta keibuan bukan cinta asmara. Tapi siapa tahu karena Ratu pada usia 68 masih segar bugar. Ia juga sayang dan akrab dengan istri dan ibu mertua Karim yang belakangan diboyong oleh Ratu ke Inggris. Ayah Karim yang sudah pensiun juga dibawa ke Inggris dengan kehidupan yang dijamin oleh Ratu. Karim memperoleh segalanya: kasih sayang, kepercayaan, pangkat dan harta. Karim bukan hanya baik kepada Ratu tetapi taat, hormat dan setia, setimpal dengan ganjaran yang diterimanya. Karena Karimlah Sri Ratu membangun Durbar Room, paviliun istana bersuasana India yang indah dan mewah untuk menerima tamu-tamu dari India.

Cinta Victoria – Abdul juga menyelamatkan minoritas Islam India dari tekanan umat Hindu karena Ratu selalu memerintahkan wakil Inggris di India untuk melindungi mereka demi cintanya dan atas perimntaan Abdul Karim. Bukan saja umat Islam, ratu sangat menaruh perhatian pada India seutuhnya. Ratupun berpesan agar Abdul Karim diberikan tempat istimewa pada pemakaman dirinya bila wafat nanti. Pada saatnya Karim duduk sendiri menatap jenazah Victoria; terkenang ketika pertama kali ia mecium kakinya di istana Windsor, malam-malam mengajar bahasa Urdu, kemesraan, gossip serta kesepian hati Sang Ratu yang ia maklumi. Tiga hari kemudian pengawal Raja Edward ke 7 pengganti Victoria datang untuk mengusir Karim serta keluarganya kembali ke India. Semua bukti hubungan Victoria-Abdul dibakar musnah. Tetapi Karim berhasil menyelamatkan catatan hariannya yang sangat berharga. Abdul Karim meninggal di Agra tahun 1909 pada usia 46 tahun.

Pada tahun 2010 buku harian yang tersimpan selama satu abad itu diserahkan oleh Begum QamarJehan (85 th), satu-satunya kerabat Karim yang masih hidup, kepada seorang penulis wanita dari London yang sedang menulis kisah cinta keduanya yaitu Shrabani Basu. Bacalah buku Shrabani Basu yang berjudul Victoria and Abdul. Bukan hanya disarikan dari catatan harian Karim, tetapi juga dari catatan harian Ratu Vicoria sendiri yang biasa dinamai Hindustan Journal. Tetang kekuatan cinta yang tidak mengenal batas, tentang Victoria Ratu Agung yang mencintai pemuda India dari kalangan bawah. Pada saat Kerajaan Inggris mencapai puncaknya, seorang pemuda Islam menempati posisi sentral dan berpengaruh atas kedaulatannya."

I really have just known about this..surprise..surprise..-:D

No comments:

Post a Comment